Semua Tentang Piano

Semua Penjelasan tentang Piano Ada Disini

Semua Tentang Gitar

Semua Penjelasan tentang Gitar Ada Disini

Semua Tentang Bass

Semua Penjelasan tentang Bass Ada Disini

Fakta Tentang Musik

Ternyata Banyak Fakta tentang Musik

Semua Tentang Desain Grafis

Disini Akan Dijelaskan Semua Mengenai Dunia Desain Grafis

Minggu, 22 Januari 2017

Musik Pop Bantu Kembalikan Ingatan


Studi terbaru mengungkap pasien yang mengalami cedera otak bisa mengembalikan ingatan dengan mendengarkan musik pop.

Penelitian yang dilakukan oleh Amee Baird dan Severine Samson dari University of Newcastle di Australia dan University of Lille di Perancis Utara ini menunjukkan, kekuatan musik mampu mengembalikan ingatan orang yang mengalami cedera otak. Penelitian ini diterbitkan di jurnal Neuropsychological Rehabilitation.

Para peneliti memutar berbagai lagu yang populer untuk diperdengarkan kepada lima orang yang mengalami cedera otak. Sebagai pembanding, lagu yang sama juga diperdengarkan kepada lima orang sehat yang tidak mengalami cedera otak.

Para responden ini kemudian diminta untuk mengingat seberapa familiar mereka dengan lagu yang diputarkan tersebut. Peneliti menanyakan apakah mereka menyukai lagu tersebut, dan ingatan apa yang muncul selagi mendengarkan lagu tersebut. Lagu yang diperdengarkan di antaranya lagu Kylie Minogue dan Robbie Williams.

Hasilnya, responden yang mengalami cedera otak lebih mampu mengingat beberapa kenangan dibandingkan orang yang tidak mengalami cedera otak. Dari seluruh responden, hanya satu dari empat pasien yang tidak mendapatkan kembali ingatan mengenai sesuatu setelah mendengar musik pop. Dan dari seluruh responden, hanya satu pasien yang mampu mengingat banyak hal.

Secara keseluruhan, ingatan yang paling banyak muncul berupa kenangan positif tentang seseorang atau periode tertentu yang menyenangkan dalam hidupnya.

Peneliti menyimpulkan, "Temuan ini menunjukkan bahwa musik adalah stimulus yang efektif untuk memunculkan kenangan otobiografi dan mungkin bermanfaat dalam rehabilitasi amnesia otobiografi, tetapi ini hanya berlaku pada pasien tanpa masalah mendasar terkait ingatan otobiografi dan persepsi."

Baird dan Samson berharap temuan mereka akan ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih lengkap. Melibatkan orang yang sehat sebagai respondennya, atau pasien penyakit saraf dengan berbagai kondisinya.

Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mendapatkan temuan lebih akurat mengenai keterkaitan antara ingatan, musik dan emosi. Harapannya, suatu hari akan ada mekanisme peningkatan memori dan pengaruh musik terhadapnya.

Jumat, 20 Januari 2017

Musik sebagai Terapi Penderita Epilepsi


Menurut penelitian yang dipresentasikan pada American Psychological Association, saat mendengarkan musik, pola gelombang otak orang-orang dengan epilepsi berbeda dengan mereka yang tidak memiliki penyakit itu. Dan hal tersebut bisa membantu para terapis untuk mengurangi kejang pada penderita epilepsi.

Para peneliti dari The Ohio State University Wexner Medical Center fokus pada musik dan otak penderita epilepsi. Karena, musik diproses pada bagian otak yang sama ketika gejala kejang muncul, yakni pada lobus temporal.

Para peneliti mengumpulkan data dari 21 pasien epilepsi, merekam pola gelombang otak mereka saat tidak mendengarkan apa-apa dan saat mendengarkan musik klasik seperti Mozart’s Sonata in D Major, Andante Movement II dan My Favorite Things dari John Coltrane.

Mereka menemukan, bahwa aktivitas otak partisipan yang mendengarkan musik lebih tinggi dibanding yang tidak. Sebagai tambahan, otak penderita epilepsi cenderung sinkron dengan musik, terutama pada bagian lobus temporal dibandingkan otak orang-orang biasa.

“Kami sangat terkejut dengan penemuan musik bisa mengurangi kejang pada penderita epilepsi,” ujar Christine Charyton, PhD, asisten profesor bidang syaraf di The Ohio State University Wexner Medical Center. Para peneliti yakin, penemuan mereka bisa menjadikan musik sebagai salah satu terapi bagi penderita epilepsi. Tentunya dalam hubungannya sebagai cara tradisional untuk membantu mengurangi kejang pada pasien epilepsi.

Rabu, 18 Januari 2017

Main Drum Bantu Atasi Gangguan Pendengaran


Drum merupakan salah satu alat musik yang menghasilkan suara cukup keras. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bermain musik, termasuk drum, dapat membantu mengatasi gangguan pendengaran.
Menurut penelitian di Amerika Serikat itu, bermain drum secara khusus  dapat meningkatkan pendengaran seseorang ketika berada di lingkungan yang bising, seperti dalam pesta dan restoran.
Nina Kraus, seorang profesor neurobiologi, fisiologi dan THT di Northwestern University di Amerika Serikat mengatakan, orang yang memiliki gangguan pendengaran sering kali merasa frustasi ketika berada di tempat bising.
Pada tahun 2013, Kraus meneliti 18 musisi dan 19 orang yang bukan musisi dengan usia 45-65 tahun yang memiliki gangguan pendengaran. Peneliti mengetes pendengaran mereka di lingkungan yang bising dengan memantau aktivitas listrik dari saraf di otak dalam menanggapi suara. Tes ini dilakukan dengan memasang elektroda pada kulit kepala.
Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang bermain alat musik dapat mendeteksi suara dalam kondisi bising lebih baik daripada yang tidak bermain musik. Orang-orang yang bermain alat musik itu dapat mengolah suara dengan baik dan mengingat apa yang mereka dengar.
 "Saraf-saraf di otak musisi dapat merespon lebih jelas dan tepat daripada non-musisi, '' kata Kraus.
Menurut dia, belajar instrument dapat mengembangkan keterampilan pendengaran sehingga meningkatkan kemampuan mendengar suara dan berbicara.
Sementara itu, Vicki Kirwin, seorang spesialis audiologi di National Deaf Children’s Society mengatakan, anak-anak yang mengalami masalah pendengaran juga bisa mendapat manfaat dari memainkan alat musik. Ia menyayangkan jika anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran tidak dilibatkan dalam kegiatan musik oleh gurunya.
"Belajar musik baik untuk komunikasi. Bisa belajar bahasa dari lirik, mengembangkan emosi dan interaksi," kata dia.
 Manfaat bermain musik ini pun dibuktikan oleh Matius yang lahir dengan kondisi unilateral atresia microtiapada telinga kirinya. Sejak usia 4 tahun, Mathius menggunakan alat bantu pendengaran.
Meski memiliki gangguan pendengaran, Matius bisa memainkan biola. Ia berlatih di depan cermin dan bisa merasakan getaran pada pipi kirinya. Matius menjadi lebih percaya diri. National Deaf Children’s Society pun selama ini membantu anak-anak tuna rungu untuk bermain musik.

Senin, 16 Januari 2017

Bermain Musik Bikin Otak Makin Tajam


Main musik terbukti bikin otak tajam. Sains membuktikan latihan main musik dapat mengubah struktur dan fungsi otak menjadi lebih baik, memperbaiki memori jangka panjang dan membuat perkembangan otak lebih baik untuk mereka yang memulai sejak masa kanak-kanak.
Musisi juga memiliki mental lebih waspada, menurut sebuah riset baru. Studi dari University of Montreal yang diterbitkan pada edisi Februari jurnal Brain and Cognition membuktikan musisi secara bermakna memiliki reaksi lebih cepat dibandingkan bukan musisi.
Penemuan ini menyarankan kita untuk belajar bermain instrumen musik agar otak tetap tajam, meskipun usia bertambah. Main musik pun membantu mencegah aspek-aspek tertentu yang menyebabkan penurunan sisi kognitif orang dewasa tua.
"Ketika kita bertambah tua, misanya, kita tahu waktu reaksi menjadi lebih lambat," kata Simon Landry, pemimpin penelitian dan mahasiswa PhD di bidang etika biomedis.
"Jadi jika kita tahu bahwa bermain instrumen musik meningkatkan waktu reaksi, bermain instrumen akan membantu mereka," tambahnya.
Untuk sebuah studi kecil, periset membandingkan waktu reaksi 19 mahasiswa non musik yang direkrut dari program musik universitas dan telah bermain instrumen selama paling tidak tujuh tahun. Peserta itu meliputi pemain biola, perkusi dan harpa.
Setiap peserta didudukkan di ruang tenang dan diminta tetap memegang mouse komputer di satu tangan dan tangan yang lain kotak kecil yang kadang bergetar tanpa suara.
Peserta-peserta itu diinstruksikan mengklik mouse ketika kotak bergetar, ketika mendengar suara dari speaker di depan mereka atau keduanya terjadi bersama-sama. Stimulasi itu dilakukan masing-masing 180 kali.
Seperti hipotesa, musisi secara bermakna memiliki reaksi lebih cepat dibandingkan bukan musisi dalam hal pendengaran, sentuhan multi stimuli dan rangsangan.
Landry mengatakan ini sepertinya, karena bermain musik melibatkan berbagai indra. Dengan sentuhan, misalnya, seorang pemain biola harus merasakan dawai di jari tetapi ia juga harus mendengar suara tepat untuk dihasilkan ketika ia menyentuh dawai tersebut.
"Pelatihan indra dalam jangka panjang untuk konteks memproduksi suara yang diinginkan musisi menyebabkan penguatan jalur neural sensori," kata Landry.
"Sebagai tambahan, menggunakan indra-indra dalam sinkronisasi jangka panjang, karena musisi berlatih bertahun-tahun, membuat waktu reaksi multisensor jadi lebih cepat," tambahnya.
Sebelumnya, Landry pun meneliti bagaimana otak musisi memproses ilusi sensor. Bersama dengan penemuan sebelumnya, hasil penelitian menyimpulkan musisi lebih baik dalam hal mengintegrasikan input dari bermacam-macam indra.
Masih lebih banyak studi dibutuhkan untuk menentukan apa dan bagaiman pelatihan musik dapat memperlambat penurunan kognitif alami yang terjadi ketika kita menua.
"Bermain instrumen musik berdampak pada kemampuan di luar musik," simpul Landry.
"Kami hanya memulai untuk mengerti lebih baik dari manfaat latihan musik," katanya.

Jumat, 06 Januari 2017

5 Gitaris Indonesia Memiliki Ciri Khas (Versi Doktor seni)

Seseorang yg pantas disebut Gitaris terbaik bukan hanya dilihat dari segi skill dan permainannya saja tetapi dilihat juga dari beberapa aspek yg lainnya yaitu ciri khas. Ciri khas merupakan daya pembeda dalam memberi karakter pada masing-masing gitaris. Nah kali ini saya akan berbagi mengenai siapa saja sich yg pantas dijuluki seorang gitaris yang memiliki ciri khas dengan karakter yang kuat. Tanpa basa-basi lagi langsung saja kita muai dari yang pertama

1. Eross Candra biasa disapa Eross adalah seorang pria kelahiran (lahir di Yogyakarta, 3 Juli 1979; umur 37 tahun) yang berprofesi sebagai musisi yang merupakan anggota dari grup musik Indonesia Sheila on 7. Eross berposisi sebagai gitaris dari grup musik tersebut. Eross adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan mempunyai hobi kesenian.


Eross pernah bilang jika suara yang dihasilkan oleh gitar Fender adalah suara “Jiwa”. Menurutnya, gitar-gitar buatan Fender adalah gitar yang sangat jujur. Jujur dalam arti si pemain gitar tidak akan bisa membohongi pendengar dengan menutupi suara gitarnya dengan tebalnya distorsi, ataupun berbagai efek gitar lainnya seperti gitaris sekarang kebanyakan. “Kalau jelek, ya jelek. Kalau bagus, ya bagus. Pokoknya Fender itu gitar jujur deh.” Kata Eross. Memang untuk masalah efek gitar, Eross tidak pernah neko-neko dalam memilih. Cukup memakai efek overdrive dari Ibanez saja dan dibantu dengan distorsi dari ampli Marshall menurutnya sudah cukup untuk keperluan Sheila.
 
Gaya bermain dan mengkomposisikan lagu inilah yang membuat dirinya dijuluki “Rajanya Crunch” dari Yogya. Overdrive yang meng-cut tone gitar dan middle ampli inilah yang membuat setiap lagu Sheila menjadi lebih “kriuk-kriuk”. Memang lagu-lagu Sheila sangat kental dengan komposisi yang “nda rumit” dan lirik yang easy listening. “Bermain sebagai gitaris band pop masa kini nda usah ribet, kasi sedikit delay, overdrive yang gak kebanyakan, udah jadi lagu.” Tutur Eross. Memang gaya bermain seperti inilah yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia. Easy listening, gampang dihapal, dan enggak norak.

2. Dewa Budjana atau (I Dewa Gede Budjana; lahir di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 30 Agustus 1963; umur 53 tahun) biasa dipanggil dengan Budjana adalah anggota grup musik Gigi.
Karakter Budjana tidak pada permainan efek sounding gitar, tapi lebih ke gaya akustik dan semi jazz yang seringkali diisi pada hits lagu Gigi. Contohnya pada lagu Nakal yang begitu kuat sekali gaya main Budjana. Petikan gitarnya terlihat lembut dan bernuasa jazz.


3. Andra Junaidi Ramadhan dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1972 sebagai anak bungsu dari enam bersaudara hasil pernikahan pasangan A. Ramadhan dan S.M. Fadilah. Andra mengaku terlambat mengenal musik, karena baru SMP lewat ekskul musiklah ia mulai tertarik pada musik.
Andra yang merupakan salah satu motor dan pendiri grup Band Dewa19, dengan kesetiaan seorang Andra dalam membesarkan Dewa19 itulah yang patut diacungi jempol, karena Andra adalah satu2nya orang selain Dhani sendiri yang dari awal sampai sekarang masih merupakan personel Dewa19.

Gaya bermain gitar Andra sedikit mirip dengan Joy Satriani namun tetap membawa khasnya. Efek gitar yang tebal dan basah seringkali digunakan, seolah-olah terasa berat. Coba saja Anda dengarkan instrumen gitar AAB yang berjudul Surrender, 3 Keajaiban, Love Faith and Hope. Semuanya bergaya gitar yang dimainkan dengan level dan karakter sama, efek tebal dan basah.
Andra juga salah satu gitaris yang gemar memamerkan skill mencabik senar yang menarik perhatian. Ia juga dikenal sebagai gitaris dengan pola permainan yang bisa mencakup segala teknik.

Andra sangat nyaman menggunakan gitar Parker, PRS, Fender Stratocaster, G&L dengan desain badan double cutaway yang memudahkan gitar tersebut dimainkan di nada-nada tinggi.

Sesuai dengan kebutuhan permainan Andra yang memang banyak mengambil melodi-melodi tinggi yang memang dibutuhkan distorsi dan treble yang dominan.

4. Aan Kurnia atau dikenal sebagai Apoy Wali (lahir di Jakarta, Indonesia, 8 Maret 1979; umur 37 tahun) merupakan seorang musisi berkebangsaan Indonesia yang juga merupakan gitaris dari grup musik Wali.
 Apoy cukup dominan dalam band Wali. Permainan gitarnya cukup menunjukkan skill namun tidak menghilangkan identitas dari sebuah karakter gitarnya. Petikan melodinya bernuansa melayu dan konsisten dengan gaya itu. Apoy jarang menggunakan efek yang bermacam-macam, simple dan melodinya khas. Coba saja Anda dengarkan lagu Wali yang berjudul Cari Jodoh dan Yank. Pasti Anda merasa karakternya.


5. Loekman, terlahir dengan nama Loekman Hakim lahir di Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 30 Desember 1975. Ayahnya adalah seorang guru di SMP 5 Bandung. Loekman adalah anak ke 3 dari 5 bersaudara. 
Loekman mengenal dan belajar gitar secara otodidak. Pengetahuan tentang gitar didapatnya dari tempat nongkrong di lingkungan tempat tinggalnya di Antapani Bandung. Loekman pertama kali bergabung dalam sebuah band saat masih duduk di SMP, dan keasyikan nge-band ini membuatnya sempat tidak naik ke kelas dua SMP.

Mungkin banyak orang merasa tidak setuju jika Lukman Noah dijadikan dalam salah satu nominasi dari postingan ini. Namun perlu Anda sadari bahwa Lukman sangat pekat memberikan karakter melodi pada lagu-lagu Peterpan dulu smpai Noah sekarang. Mulai dari album pertama Peterpan hingga album Noah yang baru-baru ini, semua melodi chords-nya sangat khas seperti lagu Mimpi Yang Sempurna, Ada Apa Denganmu, Walau Habis Terang, dll. Ciri khasnya sangat kuat dengan efek gitar yang simple dan sederhana meskipun Lukman jarang sekali menunjukkan skillnya dalam bermain gitar.

Untuk musikalitas, pilihan efek gitar orang ini cukup punya ciri khas, kamu bisa denger kekhasan dia dibeberapa lagu seperti 'Hari Yang Cerah', 'Terbangun Sendiri', 'Hero', dan yang paling baru 'Cinta Bukan Dusta'. Sayatan melodinya memang nggak terlalu rumit tapi unik buat diulik.

Dari aksi panggung, Lukman lebih memilih berdiri diam dan fokus pada gitarnya, tujuannya untuk mempertahankan kualitas lagu ketika di atas panggung.